Seminar Nasional Pengajaran Bahasa dalam Perspektif Lintas Budaya
Intercultural Competence dalam Pengajaran dan Asesmen Bahasa”
Kehadiran Communicative Approach atau Communicative Language Teaching (CLT) dalam pengajaran bahasa asing membawa banyak dampak perubahan. Jika sebelumnya pengajaran bahasa asing lebih terfokus pada penerjemahan teks dengan ditandainya penggunaan Grammar Translation Method dan analisa teks-teks sastra, CLT menekankan pada pentingnya mengembangkan communicative competence pada pemelajar bahasa asing. Akan tetapi, kemudian communicative competence ini dirasa masih belum cukup untuk membekali pemelajar untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan penutur dari berbagai latar belakang bahasa yang berbeda.
Hadirlah konsep intercultural competence untuk melengkapi communicative competence karena intercultural competence ini dirasa dapat membekali penutur bahasa asing, termasuk pemelajar bahasa asing, dengan kesadaran berbahasa sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan tepat. Dengan kata lain, seseorang baru bisa dikatakan mahir berbahasa asing, jika seseorang tersebut juga memiliki intercultural competence disamping communicative competence. Konsep intercultural competence ini dirasa menjadi semakin penting dalam pengajaran bahasa, misalnya dalam pengajaran bahasa Inggris setelah hadirnya konsep World Englishes, English as an International Language, dan English as Lingua Franca. Di konsep itu, budaya bahasa Inggris tidak lagi terbatas pada budaya negara-negara Anglosaxon, seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Jika kemudian disetujui bahwa intercultural competence ini menjadi bagian penting dalam pengajaran bahasa, maka konsep ini pun harus dimasukkan dalam tes dan asesmen bahasa sebagai bagian tidak terpisahkan dalam pengajaran bahasa. Penggunaan item-item tes perlu beranjak dari yang hanya mengukur pemahaman tata bahasa ke penggunaan instrumen tes yang dapat mengukur penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, strategi komunikasi, dan kesadaran berbahasa. Namun memasukkan pengukuran intercultural competence tidaklah mudah. Bahkan topik intercultural competence ini dimasukkan dalam buku Testing the Untestable in Language Education (Paran & Sercu (Eds.), 2010). Penulis-penulis di dalam buku tersebut setuju akan pentingnya mengukur kompetensi dan kemahiran yang berhubungan dengan bahasa termasuk intercultural competence. Akan tetapi, mereka juga mengakui bahwa tidaklah mudah untuk membuat alat ukur dan melaksanakan asesmen untuk komponen tersebut. Beberapa peneliti sudah mencoba melakukan pengukuran terhadap perkembangan intercultural competence pada pemelajar bahasa asing dengan menggunakan berbagai instrumen.